Perkembangan mode yang tak ada matinya membuat industri pakaian jadi (garment), terus berkembang. Dengan pesatnya perkembangan tersebut, maka proses bisnis pakaian jadi pun semakin rumit, sehingga membutuhkan software garment untuk menyederhanakannya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memprediksi bahwa industri garment dapat tumbuh sebanyak 10,44% pada paruh pertama 2022 berkat lonjakan permintaan pada Ramadan 2022 mendatang. Garment, yang di dalam bahasa Indonesia disebut sebagai garmen, menjadi penyumbang devisa terbesar ke-3 Indonesia, setelah industri kelapa sawit dan pariwisata.
Lini Bisnis Garmen
Garmen adalah industri yang memproduksi pakaian jadi secara massal dengan jumlah yang amat banyak, sehingga terhitung sebagai industri berskala besar. Industri ini terdiri dari 2 lini bisnis, yaitu:
1. FOB (Free on Board): perusahaan yang menjalankan bisnis ini bertanggung jawab untuk menyediakan bahan, jasa potong, menjahit, dan mengemas sampai pakaian siap untuk digunakan. Perusahaan FOB ini umumnya memproduksi pakaian untuk brand-nya sendiri, sehingga memiliki toko pakaian untuk menjualnya atau dengan menjual dengan sistem konsinyasi.
2. CMT (Cut Make Trim): berbeda dengan FOB, perusahaan CMT atau yang kadang disebut sebagai maklon, secara spesifik menyediakan layanan jasa memotong, menjahit, dan merapikan hingga menjadi pakaian jadi. Sedangkan kain ditentukan oleh klien, baik itu dikirimkan langsung ke perusahaan CMT, atau dengan skema perusahaan CMT melakukan pembelian ke nominated supplier pilihan klien, sebagai bagian dari kontrak perjanjian pesanan.
Ada pula perusahaan garmen yang menjalankan kombinasi dari bisnis FOB dan CMT.
Proses Produksi Pakaian
Proses produksi pakaian di garmen secara umum meliputi proses cutting (pemotongan) dan sewing (penjahitan serta pemasangan aksesoris), yang membutuhkan beberapa komponen, antara lain: kain (sebagai bahan utama pakaian), aksesoris, dan juga sablon.
Aksesoris meliputi button, label (price tag, hang tag, dan barcode), dan zipper. Sedangkan sablon meliputi proses cetak menggunakan layar dengan kerapatan tertentu dan umumnya berbahan dasar nilon atau sutra.
Proses penyablonan, baik secara manual maupun digital, merupakan proses yang rinci. Dengan begitu, mungkin saja proses sablon ini diberikan ke maklon apabila perusahaan FOB menerima proyek besar dari klien.
Proses Bisnis Perusahaan Garment
Untuk menyediakan hasil berupa pakaian jadi dan pelayanan yang terbaik, perusahaan garmen memiliki proses bisnis yang cukup panjang, yakni:
Menerima Pesanan
Perusahaan garmen menerima pesanan, melalui dokumen purchase order (PO) dari klien, yang memuat informasi penting diantaranya:
- Article
Article mengacu pada model pakaian jadi yang dipesan oleh klien. Article ini umumnya dibedakan untuk jenis model pakaian berdasarkan musim. Contohnya: Article A-Spring: model pakaian A untuk musim semi. - Bill of Material (BoM), Informasi bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat article tertentu yang meliputi bahan, kuantitas, rincian aksesoris, dan pola dari pakaian yang ingin diproduksi.
- Origin Informasi tujuan pengiriman pakaian jadi yang ditentukan klien. Brand pakaian besar umumnya memiliki pabrik di banyak negara, sehingga meminta perusahaan garmen untuk mengirimkan hasil pekerjaannya ke pabrik-pabrik miliknya yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
Menyusun Kebutuhan Material
Perusahaan garmen menghitung dan menyusun MRP (Material Requirements Planning). MRP adalah perencanaan untuk menentukan barang yang dibutuhkan untuk suatu proses produksi, lengkap dengan jumlah, dan waktu yang tepat untuk melakukan produksi serta pengiriman.
Dengan begitu, akan diketahui biaya kebutuhan material yang dibutuhkan untuk memproduksi pakaian berdasarkan pesanan klien. Biaya ini diperoleh dari proses perhitungan berikut:
Quantity x BoM = biaya kebutuhan material
Purchase Order
Perusahaan garmen mengirimkan purchase order ke supplier bahan pakaian yang terpercaya, atau nominated supplier, untuk kegiatan produksi pakaian tersebut.
Material Receipt
Perusahaan garmen menerima bahan-bahan pakaian yang dibutuhkan dari supplier atau pun klien. Proses penerimaan ini meliputi pengecekan jenis bahan (kain dan juga aksesoris, jumlah berdasarkan MRP, dan juga pengecekan kualitas bahan untuk menghindari gagal produksi. Apabila dalam proses ini ditemukan barang yang rusak, maka perusahaan bisa mengklaim hal tersebut kepada supplier.
Production
Perusahaan garmen menerbitkan work order atau perintah kerja kepada tim produksinya, sebagai acuan untuk mengeluarkan bahan-bahan dari gudang material. Work order ini umumnya berisikan informasi tahapan produksi, bahan apa dan berapa yang akan digunakan dalam tahapan produksi tersebut, serta jumlah hasil (output) dari tahapan produksi tersebut.
Setelah itu, akan diterbitkan order issue sebagai bukti telah selesainya satu tahapan produksi. Dokumen order issue ini utamanya menginformasikan hasil produksi yang berhasil dan yang tidak (cacat produksi). Barang yang cacat produksi akan terdata sebagai scrap. Barang scrap tidak akan dikirim ke gudang untuk proses pengiriman.
Shipment
Tim gudang perusahaan garmen mengirimkan pakaian yang sudah jadi ke setiap origin yang tercantum di pesanan kli.
Manfaat Software ERP bagi Perusahaan Garmen
Meliputi 5 tahapan di atas, proses bisnis perusahaan garmen terbilang cukup rumit, sehingga membutuhkan software garment yang dapat membantu merekam semua prosesnya, yaitu software ERP (Enterprise Resource Planning).
ERP adalah software terintegrasi yang mampu mengotomatisasi dan mengintegrasikan berbagai proses bisnis untuk menjadikan proses bisnis lebih efisien. Untuk perusahaan garmen sendiri, ERP software dapat merekam beberapa BoM versions untuk fleksibilitas proses produksi, memeriksa berapa banyak bahan yang tersedia untuk produksi, dan material consumption (apa dan berapa jumlah bahan yang sudah terpakai).
Software ERP juga dapat merekam nilai work in process pakaian, jumlah finished goods, dan jumlah pakaian yang menjadi scrap karena tidak lolos QC. Software ERP juga mencatat rincian pengiriman berdasarkan sales order, dan dikonfigurasi untuk mengingatkan jika stok bahan tertentu sudah menipis, jika ada pengiriman yang harus diproses, dan proses lainnya yang membutuhkan pengingat.
Dengan begitu, perusahaan garmen dapat memanfaatkan ERP software untuk menganalisis persediaan, sumber daya (tenaga kerja dan mesin), serta waktu dan durasi pengiriman, baik dari supplier kepada perusahaan maupun dari perusahaan ke origin. Melalui analisis waktu dan durasi pengiriman, ERP garment dapat memberi tahu berapa banyak bahan dan bahan apa saja yang harus dibeli pada waktu tertentu.
Kesimpulan
Perusahaan garmen memproduksi pakaian jadi secara massal, sehingga memiliki proses bisnis yang cukup panjang. Agar lebih efisien, diperlukan software ERP andal yang dapat mengotomatisasi dan mengintegrasikannya, salah satunya adalah iDempiere.
ERP iDempiere adalah ERP open source yang dapat digunakan tanpa batasan jumlah pengguna (unlimited user) dan tanpa biaya lisensi. Untuk mengimplementasikan software iDempiere, Anda dapat menghubungi Kosta Consulting yang sudah berpengalaman dalam implementasi ERP iDempiere untuk perusahaan garmen.