Seiring perkembangan zaman dan teknologi, semakin banyak bentuk bisnis yang berkembang di masyarakat, di antaranya dropshipper dan reseller. Sama-sama tidak membutuhkan modal yang banyak, tak sedikit yang belum paham perbedaan dropshipper dan reseller.
Selain dari segi modal, kedua bentuk bisnis tersebut juga bisa dijadikan sebagai side hustle karena bisa dilakukan secara fleksibel. Namun, proses dari kedua bentuk bisnis dagang ini memiliki beberapa perbedaan.
Pengertian Dropshipper dan Reseller
Dropship adalah kegiatan jual barang dengan mempromosikannya tanpa harus membeli barang terlebih dahulu (stok barang). Jadi, seorang dropshipper adalah pihak ketiga yang bekerja sama dengan produsen atau distributor untuk memasarkan barangnya.
Dropshipper memperoleh keuntungan dari harga jual kepada konsumen yang dikurangi dengan harga khusus yang diberikan pemilik toko untuk dropshipper. Dropshipper bisa menjual barang tersebut di berbagai marketplace.
Sementara resell adalah kegiatan jual barang dengan mempromosikan dan menstoknya dari produsen atau distributor. Jadi, seorang reseller adalah pihak ketiga yang bekerja sama dengan produsen atau distributor untuk membeli suatu barang dengan harga murah dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Berbeda dengan dropshipper, reseller memperoleh keuntungan dari selisih harga beli kepada produsen dengan harga jual yang ditetapkannya sendiri untuk konsumen. Selain itu, saat pesanan datang, reseller sendiri yang akan mengepak dan mengirimkannya kepada konsumen.
Perbedaan Dropshipper dan Reseller
Jika Anda berminat untuk menjalankan salah satunya, simak perbedaan lebih lanjut antara dropship dan resell berikut ini:
Modal
Setiap bisnis memerlukan modal, begitu pula dropshipping dan reselling. Modal dropshipper lebih kecil daripada resell, karena Anda tidak perlu membeli dan menstok barang. Anda cukup memiliki pulsa, paket data, dan informasi yang memadai dari produk itu.
Sementara reseller harus mengeluarkan modal yang lebih besar, karena harus membeli dan menstok barang-barang yang akan dijual. Selain itu, masih ada biaya pulsa, paket data, dan ongkos pengiriman dari produsen atau distributor.
Cara Kerja
Dropshipper harus mempromosikan barang dan meneruskan pesanan konsumen kepada produsen atau distributor. Produsen atau distributor barang tersebut nantinya akan mengemas dan mengantarnya kepada konsumen.
Sementara reseller harus terlebih dahulu membeli barang yang akan dijual dari produsen atau distributor. Harga beli reseller akan berada di bawah harga pasaran. Nah, produsen atau distributor terkadang memberikan penawaran harga yang lebih murah kepada reseller, jika membeli barang di dalam jumlah besar.
Profit
Produsen atau distributor pada dasarnya telah menetapkan harga khusus reseller dan dropshipper. Namun, harga khusus reseller umumnya lebih rendah daripada dropshipper, terlebih jika reseller membeli di dalam jumlah yang besar. Dengan demikian, reseller bisa menetapkan harga jual yang lebih tinggi daripada harga belinya dan meraup keuntungan yang cukup besar dari situ.
Sementara dropshipper tidak bisa menetapkan harga jual seperti itu, karena harga khususnya tidak serendah reseller dan dropshipper tidak membeli barang terlebih dahulu.
Risiko
Untuk menjadi reseller dan dropshipper tentu ada sejumlah risiko yang harus dipertimbangkan secara matang-matang. Untuk dropshipper, barang yang dipesan tak selamanya tersedia di gudang produsen atau distributor, sehingga terpaksa harus menolak pesanan.
Untuk reseller, jika ada banyak barang yang tak kunjung terjual, maka itu pertanda bahwa ia sedang mengalami kerugian. Selain itu, reseller juga berisiko salah pak dan kirim barang.
Kesimpulan
Dropshipping dan reselling merupakan alternatif side hustle yang bisa dicoba kapan saja dan dari mana saja. Dropshipping pada dasarnya adalah kegiatan dagang tanpa perlu menstok barang, karena pengepakan dan pengiriman kepada konsumen dilakukan produsen atau distributor.
Sementara reselling adalah kegiatan dagang yang perlu menstok barang, sehingga ketersediaan barang yang bisa dijual ke konsumen bergantung padanya, bukan produsen atau distributor. Meskipun perlu modal lebih untuk menstok barang, tetapi reseller bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada dropshipper.
Nah, setelah menyimak perbedaan reseller dan dropshipper di atas, kini Anda bisa memilih bentuk bisnis mana yang akan Anda jalani. Salam sukses dan semangat 45!