Jika Anda ingin menjalankan bisnis berupa usaha dagang, maka Anda perlu tahu usia dari persediaan yang Anda miliki agar tidak usang dan mengganggu kelancaran penjualan. Oleh karena itu, Anda perlu memahami pengertian inventory aging dan cara menghitungnya.
Ya, usangnya persediaan yang akhirnya tidak bisa dijual sebenarnya bisa diantisipasi dari jauh-jauh hari lewat inventory aging yang baik dan benar.
Pengertian Inventory Aging
Inventory aging atau yang di dalam bahasa Indonesia disebut dengan penuaan persediaan adalah menuanya persediaan karena tidak terjual dengan cepat, atau dianggap menua karena belum bisa terjual dengan harga retail yang diharapkan.
Ambang batas untuk terjualnya suatu barang umumnya selama 6 bulan. Setelah mencapai ambang batasnya dan masih tidak terjual, maka inventaris perlu dilacak untuk mengetahui barang mana saja yang sudah tua dan tidak perlu untuk di-restock.
Maka dari itu, Anda perlu menghitung usia persediaan (inventory age) setiap barang. Anda bisa fokus untuk me-restock barang-barang yang banyak terjual, sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Anda juga bisa menghemat pengeluaran dengan menghentikan restock untuk persediaan yang telah usang.
Meski begitu, jika memungkinkan, Anda perlu mengatur strategi untuk menjual habis persediaan yang mulai menua. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang lebih di gudang bagi persediaan baru.
Manfaat Perhitungan Inventory Age
Perhitungan inventory age dapat memberikan sejumlah manfaat penting bagi kelancaran bisnis usaha dagang, yakni:
Meningkatkan Efisiensi Biaya Penyimpanan
Analisis penuaan persediaan dapat menghindarkan Anda dari biaya penyimpanan jangka panjang, sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya dengan maksimal.
Mengoptimalkan Strategi Pengendalian Inventaris
Manajemen inventaris mencakup teknik untuk mencegah penjualan berlebih, kehabisan stok, dan penundaan di dalam jadwal pengisian inventaris. Dengan menganalisis usia inventaris, maka Anda dapat mengoptimalkan strategi pengendalian inventaris dengan mudah.
Mencegah Persediaan Berlebih
Kelebihan persediaan terjadi ketika ada barang yang telah mencapai akhir siklus hidup produk, tetapi belum juga terjual. Persediaan yang berlebih menandakan tidak efisiennya manajemen inventaris, yang juga berdampak negatif pada pendapatan perusahaan.
Dengan mengetahui usia persediaan, Anda dapat berhenti memesan barang yang usang dan mengembangkan strategi pemasaran agar barang-barang itu bisa segera terjual.
Meningkatkan Arus Kas
Arus kas yang lancar memampukan perusahaan untuk bertahan. Anda tentunya tak ingin menghabiskan uang untuk SKU yang stagnan, bukan? Akan lebih baik bagi Anda untuk berinvestasi para stok yang lebih laris.
Cara Menghitung Inventory Age
Dengan mengetahui usia persediaan, maka Anda juga bisa mengetahui inefisiensi persediaan yang perlu diperbaiki. Untuk mengetahui usia persediaan, maka Anda perlu terlebih dahulu menghitung beberapa hal, yaitu:
Cost of Goods Sold
Cost of goods sold (COGS) atau harga pokok penjualan mengacu pada harga produksi barang yang terjual. Nilai COGS mencakup beban yang berkaitan langsung dengan produksi (seperti bahan baku dan biaya tenaga kerja), tetapi tidak termasuk beban tak langsung seperti overhead dan pemasaran.
Cara menghitungnya:
COGS = (beginning inventory + purchases) – ending inventory
Average Inventory Cost
Average inventory atau persediaan rata-rata memperkirakan jumlah persediaan selama periode tertentu.
Cara menghitungnya:
Average inventory cost = annual cost of goods sold ÷ total ending inventory
Inventory Turnover Ratio
Inventory turnover ratio atau rasio perputaran persediaan menunjukkan seberapa sering persediaan dijual dan diganti selama suatu periode tertentu, bisa bulanan atau tahunan.
Menghitung perputaran persediaan bisa membantu Anda untuk mengambil keputusan yang lebih tepat, baik tentang harga, strategi pemasaran, manufaktur, maupun inventaris baru.
Cara menghitungnya:
Inventory turnover ratio = COGS / average inventory
Inventory Age
Nah, usia persediaan menunjukkan jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan untuk menjual SKU tertentu. Maka dari itu, inventory age dihitung untuk mengukur efisiensi penjualan suatu perusahaan.
Cara menghitungnya:
Average inventory age = (average inventory cost ÷ cost of goods sold) x 365
Kesimpulan
Perhitungan inventory aging dapat dianalisis untuk menetapkan manajemen inventaris terbaik demi kelancaran penjualan perusahaan. Anda dapat meningkatkan efisiensi biaya penyimpanan, mengoptimalkan strategi pengendalian inventaris, mencegah persediaan berlebih, dan meningkatkan arus kas.