Tender adalah salah satu langkah penting di dalam proses pengadaan barang dan/atau jasa, termasuk proyek. Hal ini berhubungan erat dengan persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat. Saat Anda merancang suatu proyek, Anda perlu melakukan proses tender agar dapat memilih vendor terbaik untuk penyelenggaraan proyek Anda. Sebelum melakukannya, pahami apa itu tender, manfaat, dan jenisnya di bawah ini.
Apa Itu Tender?
Mengutip KBBI, tender adalah tawaran untuk mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediakan barang. Dengan begitu, proses tender melibatkan dua pihak, yakni pihak perusahaan penyelenggara suatu proyek dan vendor yang menawarkan jasa atau barangnya untuk proyek tersebut.
Untuk mengikuti suatu tender, vendor harus memiliki legalitas yang jelas, memenuhi ketentuan, dan mampu memenuhi cakupan proyek.
Sementara berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Pasal 1 Ayat 36, tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang, pekerjaan konstruksi, atau jasa lainnya.
Tujuan pengadaan barang atau jasa dicantumkan di dalam Pasal 4, yaitu:
a. Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan penyedia,
b. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri,
c. Meningkatkan peran usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi,
d. Meningkatkan peran Pelaku usaha nasional,
e. Mendukung penyelenggaraan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil penelitian,
f. Meningkatkan keikutsertaan industri kreatif,
g. Mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan perluasan kesempatan berusaha,
h. Meningkatkan pengadaan berkelanjutan.
Manfaat Tender
Proses tender tidak hanya menguntungkan perusahaan yang sedang merencanakan proyek, tetapi juga menguntungkan vendor. Selain karena mendapatkan potensi omzet, memenangkan tender juga bisa meningkatkan reputasi vendor. Berikut ini adalah deretan manfaat tender yang lainnya:
- Perusahaan penyelenggara bisa mendapatkan penawaran terbaik atas barang atau jasa yang dibutuhkan.
- Penyelenggara bisa memperoleh penawaran terbaik dengan harga yang kompetitif.
- Meningkatkan omzet vendor.
- Menjadi rekam jejak positif bagi vendor pemenang.
- Menambah relasi perusahaan yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.
- Meminimalkan risiko bisnis seperti terjadinya penipuan, karena tender bersifat terbuka.
Jenis Tender
Proses tender terdiri dari 2 jenis tender, yaitu: tender terbuka dan tender tertutup. Ini dia perbedaannya:
Tender Terbuka
Tender terbuka atau open tendering procedure kerap dilaksanakan untuk memperoleh barang atau jasa yang cukup sederhana.
Di dalam prosss tender ini, penyelanggara proyek umumnya mengizinkan perusahaan apa pun untuk memberikan penawaran. Begini tahapannya:
- Penyelenggara mengirimkan undangan kepada vendor,
- Vendor menerima undangan dan mengikuti tender,
- Penyelenggara menerbitkan pemberitahuan terbuka tentang penilaian dan persyaratan proyek selama tender berlangsung,
- Vendor mengirimkan proposal kepada penyelenggara sesuai syarat dan ketentuan yang ditetapkan,
- Penyelenggara mengumumkan vendor yang lolos tahap awal,
- Penyelenggara memilih dan mengumumkan vendor yang menang tender.
Tender Tertutup
Tender tertutup atau restricted procedure kerap dilaksanakan untuk memilih komoditas yang lebih kompleks. Dikarenakan nilai kontraknya yang lebih tinggi, penyelenggara menerapkan prosedur yang lebih ketat.
Di dalam tender tertutup, pihak penyelenggara menetapkan berbagai kriteria yang harus dipenuhi para vendor. Beberapa di antaranya: angka turn over, kebijakan tentang asuransi, non-kolusi, kualifikasi, dan akreditasi. Tahap ini merupakan tahap pre-qualification questionnaire (PQQ). Setelah itu, vendor mengirimkan penawaran dan mengikuti tahapan untuk tender terbuka di atas.
Kesimpulan
Pengadaan tender dilaksanakan perusahaan penyelenggara untuk mendapatkan vendor terbaik untuk mengerjakan suatu proyek sampai selesai. Dari sisi vendor, memenangkan tender tidak hanya meningkatkan pemasukan, tetapi juga meningkatkan reputasinya.