Keberhasilan bisnis adalah tujuan utama dari setiap perusahaan. Untuk mencapai kesuksesan bisnis, diperlukan rancangan proses bisnis yang jelas. Proses bisnis yang dirancang dengan baik menjadi fondasi yang kuat bagi perusahaan. Tanpa perancangan proses bisnis itu, maka perusahaan akan lebih mudah goyah saat diterpa masalah. Sebelum merancangnya, mari pahami apa itu proses bisnis.
Proses bisnis atau business process adalah serangkaian aktivitas yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa bagi pelanggan guna mencapai tujuan tertentu.
Business process harus memiliki tujuan, input, output, sumber daya, dan sejumlah aktivitas untuk mewujudkan nilai bagi pelanggan. Business process bisa terbagi atas beberapa sub proses dengan atributnya masing-masing untuk mencapai tujuannya.
Setelah memahami apa itu proses bisnis, Anda perlu memperhatikan beberapa aspek utama untuk merancang proses bisnis dengan baik dan benar, antara lain:
Setiap aktivitas di dalam proses bisnis saling memengaruhi satu sama lain sehingga membuat satu rangkaian yang saling terkait. Ini menggambarkan bahwa proses bisnis saling terintegrasi satu sama lain.
Meskipun berdasarkan struktur hierarki arus komunikasi di perusahaan itu bersifat vertikal, tetapi pada kenyataannya tidak begitu. Perusahaan harus menerapkan arus komunikasi horizontal agar setiap divisi dapat berkomunikasi satu sama lain untuk menghasilkan produk atau jasa terbaik bagi pelanggan.
Untuk senantiasa memperoleh keuntungan, perusahaan harus menghasilkan produk atau jasa yang sesuai kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, proses bisnis harus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Proses bisnis berperan penting untuk menyelesaikan berbagai masalah dengan tujuan bersama. Oleh karena itu, perusahaan perlu merancang proses bisnis dengan matang, sehingga dapat mencapai tujuan tersebut.
Dari 4 aspek proses bisnis di atas, dapat disimpulkan bahwa proses bisnis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Proses bisnis terbagi atas 3 jenis, yang sama-sama penting demi keberhasilan bisnis, yaitu:
Proses utama meliputi kegiatan inti dari suatu bisnis untuk secara langsung menghasilkan produk atau jasa yang memberi nilai tambah bagi konsumen. Contoh: proses produksi di perusahaan garmen.
Proses pendukung tidak secara langsung menambahkan nilai ke produk atau jasa akhir. Namun, proses ini menopang bisnis agar terus berjalan dengan efektif dan efisien.
Proses ini mendukung kegiatan operasional sehari-hari dari suatu perusahaan. Contohnya: proses rekrutmen, pencatatan keuangan, dan manajemen hubungan pelanggan.
Proses manajemen mengatur operasi, tata kelola perusahaan, dan manajemen strategis. Dengan demikian, proses ini melibatkan perencanaan, pemantauan, dan pengawasan terhadap bisnis yang dijalankan.
Akhirnya, proses inilah yang menetapkan tujuan dan standar untuk proses utama dan proses pendukung agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Contoh: approval, menyusun strategi bisnis, dan mengambil keputusan yang memengaruhi seluruh divisi.
Proses bisnis memiliki peranan penting di demi mencapai tujuan perusahaan. Maka dari itu, proses bisnis yang terencana dan strategis akan memberikan sejumlah manfaat berikut bagi perusahaan:
Untuk merancang proses bisnis berdasarkan kebutuhan bisnis Anda, maka Anda perlu mengikuti cara di bawah ini:
Pihak manajemen perusahaan berdiskusi dengan pemilik perusahaan untuk memahami dan menganalisis aktivitas bisnis yang dijalankan.
Setelah berdiskusi, manajemen dan pemilik perusahaan akan menentukan pengelolaan proses bisnis yang akan diterapkan.
Proses ini ditentukan berdasarkan hal apa saja yang dibutuhkan perusahaan, biaya yang akan dikeluarkan, dan penghasilan yang ingin diperoleh perusahaan.
Kini saatnya untuk menerapkan proses bisnis yang telah ditentukan. Hal ini akan melibatkan seluruh karyawan, manajemen, dan pemilik perusahaan untuk mencapai tujuan bersama.
Proses evaluasi proses bisnis ini mencakup kinerja seluruh divisi dan manfaat didapatkan perusahaan. Lakukan evaluasi secara konsisten setiap akhir periode.
Hal itu akan memastikan apakah bisnis berjalan sesuai harapan atau tidak. Jika kurang sesuai harapan, maka diperlukan penyesuaian tertentu.
Agar lebih jelas, simak contoh proses bisnis dari beberapa divisi berikut ini:
1. Divisi Pembelian
Pihak yang terlibat: vendor, divisi gudang, dan divisi pembelian.
Tujuan: membeli stok barang atau jasa dari vendor dengan harga yang sepadan dan mengelolanya untuk dijual ke pelanggan.
Input: permintaan pembelian dan pemesanan berulang.
Output: stok barang atau jasa tertentu.
2. Divisi Manufaktur
Pihak yang terlibat: divisi produksi dan divisi penjualan.
Tujuan: mengolah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual.
Input: surat perintah produksi.
Output: barang jadi untuk dijual.
3. Divisi Penjualan
Pihak yang terlibat: divisi penjualan, divisi pemasaran, divisi gudang, divisi CRM, dan pelanggan.
Tujuan: menjual barang ke pelanggan sesuai target yang telah ditentukan.
Input: pesanan penjualan.
Output: Dokumen pengiriman dan invoice.
Proses bisnis yang tepat dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan di dalam mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, Anda perlu menentukan proses bisnis yang tepat untuk setiap divisi di dalam perusahaan Anda.
PostgreSQL adalah salah satu sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang populer di kalangan developer.…
Dalam dunia bisnis yang semakin berkembang, perusahaan memerlukan sistem manajemen yang efektif dan efisien untuk…
Sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) adalah sebuah solusi perangkat lunak yang menyediakan platform terpadu…
ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan software yang digunakan oleh perusahaan untuk mengintegrasikan dan mengelola semua…
Dalam dunia bisnis modern, teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Salah satu teknologi informasi…
Dalam era digital saat ini, tidak ada bisnis yang dapat beroperasi tanpa perangkat lunak terpadu…