Setelah mengetahui perbedaan cash accounting dan accrual accounting, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan modal besar dan perputaran bisnis cepat perlu beralih dari akuntansi kas ke akuntansi akrual.
Hal ini dikarenakan pencatatan transaksi yang real-time pada metode akrual dan menyajikan laporan keuangan secara menyeluruh. Hal itu tentunya mempermudah proses pengambilan keputusan.
Lantas, bagaimana cara agar suatu perusahaan dapat beralih dari metode pencatatan berbasis kas ke metode pencatatan akrual?
Pada dasarnya, Anda harus menyesuaikan pencatatan Anda selama ini. Hal ini karena pencatatan akrual memperhitungkan semua pendapatan dan pengeluaran yang terjadi, baik tunai maupun non-tunai. Ini langkah selengkapnya:
Pertama, tambahkan accrued expense (beban yang masih harus dibayar) untuk mencatat semua beban yang masih Anda harus bayarkan di periode berikutnya. Contoh accrued expense: Anda menuliskan beban listrik di bulan Desember yang sebetulnya baru akan ditagihkan dan juga Anda bayarkan di bulan Januari tahun berikutnya.
Kemudian, tambahkan prepaid expense, yakni pembayaran tunai yang berhubungan dengan aset yang belum Anda gunakan. Contohnya: asuransi yang dibayarkan di muka dan berlaku selama jangka waktu tertentu (satu tahun). Saat beralih ke metode pencatatan akrual, buat jurnal penyesuaian yaitu menambahkan akun beban dibayar dimuka yang akan digunakan di periode-periode berikutnya.
Account receivable atau piutang adalah tagihan yang belum dibayarkan konsumen atau klien kepada Anda. Jika di dalam pencatatan berbasis kas, Anda tidak mencatat piutang, maka lain halnya dengan pencatatan akrual. Untuk beralih, tambahkan akun piutang pada pencatatan di buku Anda.
Ada penerimaan uang pada periode akuntansi yang berjalan di mana sebetulnya transaksi tersebut terjadi pada periode sebelumnya. Jika menggunakan akuntansi kas, tentu Anda akan mencatat penerimaan ini pada periode yang berjalan.
Namun, jika Anda ingin beralih ke akuntansi akrual, maka Anda perlu melakukan perubahan pada buku periode sebelumnya dengan menambahkan akun piutang dan nilai pendapatan, sehingga memengaruhi nilai laba ditahan. Kemudian lakukan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya kas di periode berjalan.
Hal yang sama juga dilakukan untuk mengoreksi nilai beban di periode berjalan, di mana Anda hanya mencatat beban saat Anda membayarkannya ke pemasok, padahal tagihannya sudah diterima di periode sebelumnya. Dengan akuntansi akrual Anda perlu menambah nilai beban pada periode sebelumnya beserta munculnya akun utang. Sementara saat Anda membayar di periode yang berjalan, maka catat pengurangan pada utang dan kas.
Customer prepayment atau pembayaran di muka adalah pembayaran yang diterima sebelum Anda mengirimkan produk atau layanan. Di dalam metode pencatatan cash, pembayaran di muka dicatat sebagai pendapatan, karena uangnya sudah diterima. Namun, sebetulnya Anda masih bertanggung jawab untuk memberikan produk atau layanan di kemudian hari atau bahkan di periode akuntansi berikutnya.
Pada akuntansi akrual, tanggung jawab ini terekam sebagai kewajiban (liability) di neraca, bukan di pendapatan. Jadi, Anda harus membuat jurnal yang merekam penerimaan kas terhadap pembayaran dibayar di muka pada saat pembayaran dilakukan. Kemudian baru pada periode selanjutnya, setelah Anda menunaikan tanggung jawab, catat pendapatan dan dan sesuaikan jurnal pembayaran dibayar di muka.
Agar lebih paham, simak contoh konversi dari metode pencatatan berbasis kas ke akrual di bawah ini:
Pemasok menagih Anda Rp3.000.000 selama periode akuntansi yang berjalan. Di dalam periode yang sama, Anda membayar Rp2.000.000 ke pemasok. Dengan demikian, Anda masih harus membayar Rp1.000.000 sebelum tanggal jatuh tempo di periode akuntansi berikutnya.
Dengan pencatatan berbasis kas, Anda hanya akan mencatat Rp2.000.000 di akun beban (debit) dan di akun kas (kredit). Nah, untuk mengonversinya ke metode pencatatan akrual, Anda perlu mencatat juga pengakuan beban senilai Rp1.000.000 di akun beban (debit) dan di akun accrued expense alias beban yang masih harus dibayar (kredit). Dengan demikian, semua beban Rp3.000.000 tercatat dalam satu periode akuntansi.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan akan terus tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik dan lebih besar. Hal itu disertai modal yang semakin besar dan perputaran bisnis yang semakin cepat.
Untuk mencatat keuangan dari bisnis yang sudah besar, Anda perlu beralih dari cash accounting ke accrual accounting. Caranya adalah dengan menambahkan accrued expense, prepaid expense, dan account receivable. Kemudian, koreksi cash payment, cash receipt, dan customer prepayment.
Proses konversi dari cash ke accrual accounting ini tentu tidak mudah. Untuk menghindari kekeliruan, gunakan aplikasi ERP akuntansi dari iDempiere. Tak hanya mampu mengotomatisasi pencatatan secara terintegrasi dengan divisi lain, ERP iDempiere juga bisa dikonfigurasi sesuai kebutuhan dan keunikan proses bisnis.
Dari segi keamanan, tak perlu khawatir, karena ERP iDempiere diinstal di IaaS terpercaya, yaitu: Amazon Web Services. Untuk informasi lebih lanjut terkait modul dan implementasi ERP iDempiere, silakan hubungi Kosta Consulting di nomor 0821-2228-2266.
PostgreSQL adalah salah satu sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang populer di kalangan developer.…
Dalam dunia bisnis yang semakin berkembang, perusahaan memerlukan sistem manajemen yang efektif dan efisien untuk…
Sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) adalah sebuah solusi perangkat lunak yang menyediakan platform terpadu…
ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan software yang digunakan oleh perusahaan untuk mengintegrasikan dan mengelola semua…
Dalam dunia bisnis modern, teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Salah satu teknologi informasi…
Dalam era digital saat ini, tidak ada bisnis yang dapat beroperasi tanpa perangkat lunak terpadu…